Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), siger adalah perhiasan kepala pengantin wanita yang terbuat dari logam. Siger menjadi salah satu perhiasan dalam pernikahan adat di beberapa daerah seperti Sunda dan Lampung. Hanya saja, pasti beda daerah beda pula bentuknya.
Di Lampung, siger merupakan mahkota pengantin wanita yang berbentuk segitiga berwarna emas. Biasanya memiliki cabang berjumlah sembilan atau tujuh. Selain itu, bentuk siger juga akan mudah ditemui di beberapa bangunan jika kalian berkunjung ke Lampung.
Siger Lampung menjadi mahkota khas yang jadi salah satu simbol penting dalam tradisi masyarakat adat Lampung. Bagi masyarakat Lampung, siger bukan sekadar hiasan, tapi punya nilai sakral yang sangat dihormati.
Lampung adalah sebuah provinsi yang berada paling selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini memiliki 2 Kota dan 13 Kabupaten, ibukotanya bernama Bandar Lampung.
Lampung merupakan daerah yang kaya akan budaya. Provinsi ini terletak di bagian paling selatan Pulau Sumatera dan menjadi gerbang utama menuju Sumatera, karena letaknya dekat dengan Pulau Jawa.
Dalam laman Kemdikbud, dijelaskan bahwa Siger merupakan benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas.
Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada jaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung. Tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
Saat ini penggunaan siger bukan hanya sebagai lambang kejayaan dan kekayaan. Kini, simbol siger telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk seperti pada motif batik lampung, lukisan, gapura, bahkan menara. Bentuk siger yang paling khas dan menjadi ikon Provinsi Lampung, adalah Menara Siger yang berada tepat di titik 0 km Pulau Sumatera.
Sementara itu Helmia Adita Fitra, menceritakan dalam jurnal 40 Perspectives on Urban Sustainability from around the Globe untuk Universitatsverlag der TU Berlin bahwa bangunan-bangunan di ruang publik Lampung dipercantik dengan simbol siger.
Istilah ‘siger’ artinya mahkota, sementara ‘Lampung’ adalah nama daerah asalnya. Jadi, secara keseluruhan, siger Lampung berarti mahkota kehormatan khas masyarakat adat Lampung.
Siger bukan sekadar ornamen hiasan bagi masyarakat Lampung, siger adalah warisan budaya yang punya makna penting. Bentuk siger yang berwarna emas dengan detail ukiran yang cantik itu menggambarkan kebanggaan dan nilai luhur perempuan Lampung.
Masyarakat Lampung percaya bahwa perempuan punya peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Mereka melihat perempuan sebagai sosok yang kuat, mandiri, pekerja keras, dan penuh semangat.
Nilai ini juga sejalan dengan ajaran Islam yang menghormati kedudukan perempuan, sebab kini mayoritas agama yang dipercaya masyarakat Lampung adalah Islam. Kepercayaan ini sudah berkembang sejak Islam mulai menyebar di Lampung pada abad ke-15.
Dari dulu sampai sekarang, siger punya beberapa fungsi penting sebagai berikut:
• Digunakan sebagai bagian dari busana adat yang hanya dipakai di acara khusus.
• Dipakai oleh pengantin wanita dalam upacara pernikahan atau acara adat lainnya.
• Menjadi lambang kehormatan dan status sosial di masyarakat.
• Kini, siger juga bisa dijadikan aksesoris atau perhiasan sehari-hari, meskipun versi sederhana.
Karena siger dianggap begitu penting, Pemerintah Kota Bandar Lampung menetapkan peraturan daerah pada tahun 2010 yang mewajibkan setiap bangunan besar seperti mal dan hotel untuk menampilkan siger di fasad bangunannya. Tujuannya untuk menjaga agar nilai budaya siger tetap hidup dan dikenal masyarakat luas.
Siger yang menjadi identitas Lampung kemudian diabadikan menjadi Menara Siger Lampung, sebuah bangunan yang terletak di Jalan Lintas Sumatra, Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Menara ini diresmikan pada 30 April 2008 oleh Gubernur Sjahroedin ZP.
Menara Siger Lampung adalah sebuah bangunan megah yang jadi kebanggaan warga Lampung, dibangun pada ketinggian 110 meter di atas permukaan laut (mdpl). Menara Siger berdiri kokoh di Bukit Gamping, Bakauheni, Lampung Selatan.
Letaknya pas di depan gerbang masuk Pelabuhan Bakauheni. Simbol ikonik Provinsi Lampung ini juga menjadi titik nol kilometer bagian selatan Pulau Sumatera. Bentuknya sangat khas, terdiri dari sembilan kerucut berwarna kuning keemasan yang memanjang.
Desainnya terinspirasi dari siger, mahkota tradisional pengantin wanita dalam adat Lampung. Sembilan kerucut ini melambangkan sembilan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Lampung. Di bagian tengah, ada satu kerucut yang paling besar dan tinggi sebagai puncak menara.
Arsitektur unik ini dirancang oleh Ir H Anshori Djausal, seorang arsitek asli Lampung. Bangunan ini dibuat dengan teknik khusus yang tahan terhadap guncangan dan tiupan angin kencang.
Tekniknya disebut ferrocement, yaitu sistem konstruksi dengan rangka kuat seperti jaring laba-laba. Selain itu, bagian dalam dan luar menara dihiasi dengan ornamen khas Lampung yang terinspirasi dari motif kain tapis.
Kalau kamu menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni, kamu bisa melihat menara ini dari kejauhan. Hal ini menjadi tanda kalau kamu sudah hampir sampai di tanah Lampung.
Menara Siger juga kerap dijadikan spot untuk menikmati pemandangan pantai dari atas bukit. Saat matahari terbit, akan memunculkan pemandangan yang sangat indah.
Dalam penelitian Recognition of Cultural Identity Post Ethnic Conflict in South Lampung oleh Napsiah dkk pada Jurnal Proceedings of the Annual International Conference on Social Science and Humanities (AICOSH 2022) Volume 717, dijelaskan siger juga punya makna filosofis.
Simbol ini mencerminkan budaya Lampung yang menjunjung tinggi adat, kehormatan, dan sikap yang lembut. Nilai-nilai seperti cinta, kehormatan, dan kesopanan dianggap sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lampung. Dirangkum dari berbagai sumber pada budaya Lampung, ada tiga jenis siger yang punya ciri dan makna berbeda:
Jenis ini berasal dari adat Saibatin dan punya tujuh lekukan. Di tiap lekukannya ada hiasan berbentuk batang pohon sekala. Tujuh lekukan ini melambangkan tujuh gelar bangsawan di daerah pesisir, seperti Minak, Kimas, dan Radin. Gelar-gelar ini hanya boleh digunakan oleh keturunan langsung dari keluarga kerajaan.
Siger ini punya sembilan lekukan dan bentuknya menyerupai buah sekala. Konon, bentuk ini berasal dari Kerajaan Sekala Bekhak, yang dianggap sebagai awal mula masyarakat Lampung. Sembilan lekukan itu melambangkan sembilan marga dalam suku Abung Siwo Megou.
Jenis ini adalah yang paling tua dan dipercaya sudah ada sejak masa animisme serta Hindu-Buddha. Bentuknya juga menyerupai buah sekala dengan tambahan hiasan pohon sekala di atasnya. Siger ini biasanya hanya disimpan di lingkungan Kesultanan Paksi Pak Sekala Bekhak.
Dulu, tidak ada aturan khusus tentang jumlah lekukan siger. Namun, hanya orang dari keturunan bangsawan (Saibatin) yang boleh memakainya.
Nah, itulah tadi penjelasan tentang Siger Lampung. Sekarang kamu sudah kenal kan? Semoga menambah pengetahuanmu, ya!
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.