Musim hujan akan menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian di Sumatera Selatan, khususnya dalam pengelolaan lahan sawah. Dari total luas lahan baku sawah (LBS) di Sumsel yang mencapai 519.482 hektare, sekitar 73% di antaranya merupakan lahan rawa.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono mengatakan musim hujan 2025-2026 cenderung lebih panjang, bahkan mengarah kepada La Nina.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan terjadinya genangan air yang dapat menghambat proses tanam, pemeliharaan tanaman, dan bahkan mengurangi hasil panen.
Kondisi itu, kata dia, sangat tidak mendukung proses pertanaman di Sumsel yang lahan baku sawah (LBS) didominasi oleh rawa.
“Karena kita ketahui dari 519.482 LBS kita, itu memang 73% rawa. Jadi kalau musim hujan, terus kemarau tidak panjang tentu akan menyulitkan untuk menanam di rawa lebak,” ujar Bambang.
Salah satu upaya yang akan dilakukan mendorong program pemerintah berupa optimasi lahan. Tahun ini, program itu telah mampu meningkatkan hasil panen Sumsel dengan meningkatkan luas panen sebesar 114 ribu hektare dibandingkan 2024.
“Meningkat 21% dibandingkan LBS 519.482 hektare. Dan tahun ini kita juga harus menyukseskan cetak sawah yang sekarang sudah kontrak seluas 33 ribu hektare,” katanya.
“Kita berharap 2026 nanti ada sinergi dengan seluruh sub sektor, terutama tahun ini program pusat harus kita sukseskan. Mudah-mudahan cetak sawah ini bisa menjadi LBS,” tukasnya.
