Permintaan Maaf Anggota Tim SAR Tak Bisa Selamatkan Juliana di Gunung Rinjani

Posted on

Video permintaan maaf salah satu anggota tim penyelamat (SAR) bernama Abdul Haris Agam, yang mengevakuasi turis asal Brasil, Juliana Marins, viral di media sosial. Juliana tewas saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani.

Dilansir infoBali, Agam merupakan salah satu anggota tim penyelamat (SAR) yang mengevakuasi jasad Juliana dari jurang curam sedalam 600 meter di gunung tersebut.

Rekam layar video permintaan maaf itu disampaikan Agam kepada seorang perempuan yang diduga keluarga Juliana. Agam dan keluarga Juliana sempat berkomunikasi melalui siaran langsung Instagram. Video percakapan Agam dengan keluarga Juliana itu pun heboh.

“Minta maaf karena tidak bisa membawa Juliana pulang dengan selamat, karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah,” kata Agam dalam video yang diunggah akun X @aingrewhuy.

Dalam video itu, Agam mengungkapkan sudah banyak wisatawan yang terjatuh di Gunung Rinjani. Agam menyebut banyak pula yang tidak selamat karena jalur pendakian puncak tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu curam.

“Sudah banyak di Rinjani, memang susah hidup ketika terjatuh di lubang-lubang (jurang) itu semua karena terlalu curam,” imbuh Agam.

Mendengar permintaan maaf Agam, perempuan yang diduga keluarga Juliana itu kemudian menangis. Menggunakan bahasa Brasil, perempuan itu lantas berterima kasih kepada Agam dan tim SAR yang telah berusaha mengevakuasi Juliana.

Sosok Agam pun menjadi sorotan warganet terkait aksi heroiknya saat mengevakuasi jenazah Juliana di jurang Gunung Rinjani sedalam 600 meter. Seperti diketahui, Juliana terjatuh ke jurang saat mendaki ke puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6).

Perempuan Brasil itu terjatuh ke jurang di area Cemara Tunggal, jalur menuju puncak Rinjani melalui Sembalun. Tim SAR sempat kesulitan menjangkau posisi Juliana karena cuaca ekstrem dan kabut tebal.

Pada Senin (23/6), posisi Juliana terdeteksi di kedalaman sekitar 500 meter dari titik awal terjatuh. Namun, proses evakuasi sempat terhambat karena cuaca ekstrem dan medan terjal di kawasan Gunung Rinjani tersebut.

Kemudian, Juliana akhirnya ditemukan tewas oleh tim SAR gabungan di kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP) pada Selasa (24/6/2025). Keluarga Juliana meminta autopsi untuk mengetahui waktu kematiannya. Proses autopsi terhadap jasad Juliana akan dilakukan di Denpasar, Bali.