Dinas Kesehatan Kabupaten PALI telah menerima hasil pengujian dari BBLKM Palembang untuk mengetahui penyebab ratusan siswa keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG). Hasilnya, ternyata tempe dan air jadi penyebabnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten PALI Andre Fajar Wijaya mengatakan hasil labratorium diterima pada 15 Mei 2025. Hasilnya, ada dua sampel yang nilai baku mutunya melebihi ambang batas.
“Stapylococus aereus pada tempe goreng melebihi nilai baku mutu. Hasilnya mencapai 45.000 CFU per gram, sedangkan nilai baku mutu berdasarkan Permenkes RI No 02/2023 seharusnya di bawah 100 CFU per gram. Sedangkan di sampel yang lainnya masih di bawah baku mutu,” ujar Andre, Sabtu (17/5/2025).
Kata dia, secara mikrobiologis maupun kimiawi jika stapylococus aerus melebihi ambang batas dapat menyebabkan keracunan atau penyakit pada manusia.
Selain tempe goreng, hasil laboratorium juga menyebutkan jika air yang dipakai SPPG mengandung total coliform dan E-coli melebihi nilai ambang batas.
“Untuk air bersih yang berasal dari sumur bor dan air PAM hasilnya total coliform dan E-coli melebihi nilai baku mutu,” jelasnya.
Sementara untuk sampel lain yang dikirim ke laboratorium adalah nasi, ikan tongkol suwir, sayur labu jagung. Muntahan siswa yang keracunan juga menjadi sampel yang dikirim untuk diperiksa.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, sampel makanan berupa nasi, ikan tongkol suwir, sayur labu jagung, tempe goreng hasilnya negatif formalin, salmonella, shigella, vibrio cholera. Untuk E-coli (pada lauk) masih dalam batas nilai baku mutu,” ungkapnya.