Titik Panas Agustus Capai Angka Tertinggi, Sumsel Waspadai Karhutla

Posted on

Titik panas atau hotspot pada Agustus mencapai angka tertinggi di Sumatera Selatan pada Selasa (26/8/2025). Peningkatan hotspot ini seiring menurunnya potensi hujan dalam beberapa hari terakhir.

“Hotspot kemarin terdeteksi 33 titik dan menjadi yang tertinggi sepanjang Agustus ini. Angkanya terus meningkat seiring menurunnya potensi hujan di Sumsel,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Rabu (27/8/2025).

Ke-33 titik itu tersebar di 13 kabupaten/kota. Tertinggi di Musi Banyuasin 8 titik, Muara Enim 5 titik, Banyuasin 4 titik, dan Lahat 3 titik. Kemudian 2 titik tersebar di Muratara, Ogan Ilir, OKI, dan PALI.

Lalu, 1 titik terpantau di Empat Lawang, Lubuklinggau, Prabumulih, Mura, dan OKU Tmur. Sementara Pagar Alam, Palembang, OKU, dan OKU Selatan tidak terpantau hotspot.

“Kewaspadaan akan kita tingkatkan seiring dengan naiknya hotspot ini untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” katanya.

Pada 1-26 Agustus jumlah titik panas di Sumsel mencapai 213 titik. Angka itu lebih rendah dibandingkan Juli yang mencapai 1.321 titik. Hingga saat ini, jumlah titik panas sejak Januari sebanyak 3.060 titik.

“Titik panas tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2024 yang hanya di kisaran 2.100 titik. Namun, angkanya tak lebih besar dati 2023,” jelasnya.

Kewaspadaan dan antisipasi terhadap kenaikan hotspot juga terus dilakukan oleh satgas udara dengan patroli udara dan ground check ke titik panas oleh satgas darat untuk menghindari terjadinya karhutla.

Hingga 10 Agustus, luas lahan terbakar di Sumsel mencapai 1.416,9 hektare (lahan mineral 1.381,9 hektare dan gambut 35 hektare). Wilayah paling luas terdampak karhutla di Ogan Ilir 317 hektare dan Muba 314,2 hektare.