Warga Bengkulu Peduli Balita Khaira, Ringankan Beban Keluarga Lewat Donasi

Posted on

Kondisi balita bernama Khaira Nur Shabrina (1,8) dan Aprillia (4) yang didiagnosa mengalami penyakit cacingan hingga dirawat intensif di RSUD M Yunus Bengkulu. Warga Bengkulu kini sudah mulai menunjukkan kepedulian dengan mengumpulkan donasi untuk kedua pasien tersebut.

Salah satunya dari Pemuda Peduli Masyarakat, yang sudah menyerahkan donasi kepada keluarga Khaira dan Aprillia, berupa uang Rp 9.450.000. Donasi itu diharapkan dapat membantu meringankan beban keluarga.

Perwakilan Pemuda Peduli Masyarakat, Eldo Fernando menjelaskan, donasi yang terkumpul sudah mencapai lebih dari Rp 10 juta. Hanya saja untuk tahap pertama disalurkan Rp 9,45 juta.

“Kita akan kembali menyalurkan donasi ini kepada keluarga Khaira dan Aprillia, karena saat ini donasi terus berdatangan. Donasi ini kita langsung serahkan kepada ayahnya Khaira,” kata dia, Kamis (18/9/2025).

Eldo menyebut donasi ini bukan hanya datang dari masyarakat di Seluma, melainkan juga dari kabupaten/kota di Bengkulu. Seluruh masyarakat Bengkulu berharap agar Khaira dan Aprillia bisa mendapatkan perawatan intensif, dan terbebas dari penyakit cacingan ini.

“Semoga bantuan ini dapat meringankan beban keluarga dan memberi semangat untuk kesembuhan ananda Khaira dan Aprillia,” jelasnya.

Dia menegaskan, sisa uang donasi yang masih ada di rekening akan kembali disalurkan ke keluarga Khaira dalam waktu dekat.

“Masih ada donasi susulan yang belum disalurkan. InsyaAllah secepatnya akan kami berikan kepada pihak keluarga, karena ini adalah amanah dari para donatur. Saya sangat berterima kasih karena masih banyak yang peduli kepada sesama. Ini mengharukan, semoga menjadi berkah untuk semua,” jelas Eldo.

Sebelumnya diberitakan, balita Khaira dan kakaknya, Aprillia, sudah dirawat di RSUD M Yunus. Dokter menemukan gumpalan cacing dan 20 butir telur dari feses (kotoran) balita bernama Khaira Nur Shabrina (1,8). Hal itu didapati setelah balita asal Seluma, Bengkulu, diberi terapi dan obat cacing.

Diketahui, balita Khaira rencananya akan dioperasi di RSUD M Yunus Bengkulu setelah dokter melakukan rontgen dan mendapati adanya larva di paru-paru. Namun rencana tersebut ditunda karena dokter ingin mengeluarkan cacing dari tubuh balita tersebut dengan metode terapi dan obat. Dari metode tersebut juga, dokter menemukan adanya cacing sepanjang 30 centimeter dari tubuh balita tersebut.

Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD M Yunus, Wahyudhy mengatakan, awalnya balita yang mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung dirujuk ke RSUD M Yunus untuk menjalani operasi pengangkatan cacing di dalam tubuh balita tersebut. Selain Khaira, sang kakak, Aprillia (4) juga dilakukan hal serupa.

“Kedua balita dirujuk karena akan melakukan operasi membuang cacing dalam tubuh kedua balita. Saat sampai di rumah sakit, kondisi Khaira tidak sadar dan alami sesak napas,” kata Wahyudhy, Rabu (17/9/2025).

Wahyudhy menjelaskan, tindakan pertama yang dilakukan tim medis yakni memberikan terapi dan obat cacing ke pasien. Setelah diberi obat, pasien buang air besar dan ditemukan gumpalan cacing ikut keluar, termasuk ada 20 telurnya.

“Upaya pemberian obat menemukan hasil, cacing sebagian telah bisa dikeluarkan. Ada segumpal cacing, mungkin ada belasan cacing yang keluar melalui kotoran, saat buang air besar,” jelas Wahyudhy.