Asa Pedagang Kaki Lima Palembang Mendulang Cuan Lewat QRIS | Info Giok4D

Posted on

Udara panas dan terik matahari akibat musim pancaroba kental terasa siang itu. Tiga orang remaja wanita terlihat mengantre di depan tenant es teh jumbo di kawasan Puncak Sekuning, Ilir Barat I Palembang.

“Bisa pakai QRIS kan, mbak?,” tanya salah satu remaja itu.

Penjual es teh jumbo memberikan jawaban singkat sembari menunjukkan kode QRIS yang berada di depan tenant tersebut.

“Bisa, scan saja,” jawab penjual es teh tersebut.

Tak berlama-lama, transaksi mereka pun selesai dan mereka sudah mendapatkan es teh manis pesanannya.

Penjual es teh bernama Nita itu mengaku, pelanggannya rata-rata pelajar dari tingkat SD, SMP dan SMA yang berada di wilayah tersebut. Selain murah, es teh menjadi pilihan menyegarkan saat musim panas begini.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Minat es teh di sana, menurutnya, masih cukup besar. Selain harganya terjangkau, es teh tetap menjadi primadona dan pilihan warga setempat. Meski rata-rata pelanggannya melakukan pembayaran dengan tunai, namun cukup banyak juga yang melakukan dengan cashless.

“Sekarang dunianya sudah berubah sedikit demi sedikit, di sini banyak anak SMA dan pekerja kantoran yang beli es teh maupun es lainnya, jadi bayarnya juga gak melulu cash, ada juga yang pake QRIS,” kata Nita.

Wanita berhijab itu menyebut, sudah melengkapi tenantnya dengan layanan QRIS sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, sekarang pengguna QRIS cukup banyak dan juga adanya kebiasaan kaum milenial tak bawa uang cash saat keluar rumah.

“Mereka itu (pelanggan) biasanya bilang gini, ‘lupa bawa cash‘. Karenanya, adanya layanan scan QRIS membuat mereka tetap bisa membeli es teh walau gak bawa uang tunai. Banyak juga yang merasa bahwa bayar pakai QRIS gak perlu mikir kembalian,” beber Nita.

Nita mengaku tak ingin kolot atau ketinggalan zaman. Dia sudah melihat, sebagian besar saat ini para pengusaha sudah memiliki layanan QRIS. Karena itu, keputusan menggunakan layanan QRIS pada usaha kecilnya pun diambilnya.

“Pakai QRIS juga jadi cara aman untuk mengelola keuangan, hasil jualan ya. Jadi semuanya bisa di-saving secara otomatis. Lebih aman aja, ketimbang pegang cash,” kata dia.

Bukan hanya usaha es teh jumbo, pedagang kaki lima keliling bernama Ujang juga menyediakan layanan QRIS. Pria asal Jawa Barat itu menjual siomay dan batagor di depan SD di Kecamatan Bukit Kecil.

Senyumnya ramah menyapa pelanggan yang hendak membeli dagangannya. Ujang sendiri sudah membuka usaha siomay dan batagor keliling sejak 2004. Melihat kemajuan teknologi saat ini, membuat Ujang pun memutuskan menggunakan QRIS untuk usahanya.

“Jujur saja, memang sejak pakai QRIS, jualannya makin rame. Orang-orang (pelanggan) sekarang sudah banyak yang kalau mau beli ya pakai QRIS. Mereka yang gak bawa cash atau males keluarin cash, ya tinggal scan barcode aja,” kata Ujang.

Menurut Ujang, pelanggannya didominasi kaum gen Z dan milenial yang rata-rata sudah menggunakan pembayaran cashless. Meski terbilang baru mengaplikasikan layanan QRIS, Ujang mengaku sudah banyak yang menggunakan scan barcode untuk pembayaran.

“Saya baru menggunakan QRIS bulan April kemarin, alasannya banyak yang tanya-tanya ‘bisa QRIS gak’ dan lainnya. Soalnya, saya jualan kan di depan sekolah yang rata-rata anak gen Z, jadi maunya bayarnya non cash. Karena itulah saya putuskan pakai QRIS sampai sekarang. Dan ini bawa berkah,” kata dia.

Selain memudahkan pelanggan dalam hal pembayaran, Ujang menyebut dengan adanya QRIS bisa mengurangi potensi uang palsu.

“Sekarang kan zamannya uang palsu ada di mana-mana. Kalau ada pelanggan yang beli pake uang besar (pecahan Rp 100.000) kadang skeptis, cemas. Ini asli apa palsu. Kadang juga bingung karena gak ada kembalian. Tapi sejak ada QRIS, ya saya arahin bayar pakai QRIS aja,” ucapnya.

“Kan tinggal scan barcode saja, dan selesai. Jadi mereka simpel, saya juga tenang,” sambung Ujang.

Dalam sehari, kata Ujang, ada sekitar 10-20 orang pelanggan yang membayar dengan menggunakan QRIS.

“Semenjak saya menggunakan QRIS, hampir setiap hari ada yang berbelanja pasti bayar menggunakan QRIS,” kata dia.

Hal serupa juga dilakukan Yanto, pedagang bakso Malang keliling di Palembang. Dia juga menyediakan layanan QRIS untuk pelanggan.

“Pembeli bakso ini kan banyak dari remaja hingga dewasa mereka selalu tanya bisa pake QRIS nggak bayarnya. Jadi bos saya (bernama Soni) yang juga kaum milenial akhirnya pakai QRIS. Setelah mereka belanja, bukti scannya saya foto untuk laporan,” kata Yanto.

Kata Yanto, dalam sehari orang yang berbelanja bakso menggunakan QRIS bisa mencapai 20 pelanggan. Mereka berbelanja bukan satu mangkuk saja, tapi bisa lima mangkuk.

“Satu mangkuk bakso Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu. Ada bakso daging dan telur atau campur,” katanya.

Tren Positif Penggunaan QRIS di Sumsel

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan, Ricky P Gozali mengatakan transaksi digital saat ini sudah semakin gencar dimanfaatkan masyarakat. Hal ini cukup positif karena dapat menyokong pertumbuhan tren ekonomi yang lebih baik.

Apalagi, saat ini Sumsel menjadi provinsi tertinggi kedua di Sumatera yang aktif dalam hal pemakaian QRIS.

“Penggunaan QRIS meningkat signifikan baik jumlah pengguna maupun merchant-nya,” kata Ricky.

Ricky menyebut, transaksi pengguna QRIS di Sumsel rangking pertama di Sumatera, pemakaian QRIS mencapai 844 ribu merchant atau nomor dua terbanyak di Sumatera. Untuk target penggunaan QRIS sendiri, kata Ricky, sebanyak 2,3 juta transaksi pada tahun 2024 dan yang sudah terealisasi 1,3 juta transaksi.

“63 persen pengguna QRIS didominasi warga Kota Palembang,” ujarnya.

Dia menyebut pergerakan ekonomi digital di Sumsel ditargetkan menyerap ke seluruh daerah di wilayah tersebut. Terutama dengan inovasi jelajah QRIS, pengenalan pembayaran dengan sistem non tunai oleh generasi muda.

“Penggunaan QRIS menunjukkan tingginya awarnees (kesadaran) masyarakat terhadap tingginya keamananan transaksi melalui QRIS,” ungkapnya.

Bank Indonesia menyebutkan berbagai keuntungan dalam penggunaan QRIS bagi para pelaku usaha atau UMKM. QRIS dapat memungkinkan UMKM untuk menerima pembayaran dari berbagai aplikasi e-wallet dan perbankan mobile hanya dengan pemindaian satu kode QR. Ini cukup memudahkan baik bagi UMKM dalam menerima pembayaran maupun bagi pelanggan dalam melakukan transaksi, meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan.

Selain itu, bisa meningkatkan dalam aspek keamanan bertransaksi. Artinya, dengan layanan QRIS juga dapat mengurangi risiko penipuan dan pencurian data. Ini memberikan rasa aman tambahan bagi UMKM dan pelanggan mereka, memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan dengan aman.

Lalu dari segi efisiensi biaya dan waktu, QRIS dapat membantu UMKM menghemat biaya operasional dan waktu yang sebelumnya dihabiskan untuk pengelolaan pembayaran manual.

“QRIS membuka kemungkinan bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan kemudahan dan keamanan yang ditawarkan QRIS, dapat membuka peluang untuk pertumbuhan bisnis yang lebih besar,” tukasnya.

Pemerintah Dukung Digitalisasi Keuangan

Gubernur Sumsel Herman Deru mengajak warganya untuk cerdas menggunakan sistem pembayaran atau pembelian dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan digitalisasi keuangan.

“QRIS dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bertransaksi, mulai dari berdonasi untuk kegiatan amal dan keagamaan, juga berbelanja,” kata dia.

Dia menyebut bahwa Pemprov Sumsel sangat mendukung percepatan terwujudnya digitalisasi keuangan di Sumsel.

“Kita akan dorong Bupati ataupun Wali Kota di Sumsel untuk mensosialisasikan agar digitalisasi transaksi ini cepat terwujud,” jelasnya.