Sebanyak 40 mantan narapidana teroris (Napiter) dari 4 Provinsi di Sumatera dilatih menjadi teknisi AC. Para napiter ini bercerita sulitnya menjalani kehidupan setelah keluar dari menjalani pembinaan di lembaga permasyarakatan (Lapas).
Keluhan tersebut disampaikan oleh salah satu mantan napiter jaringan Al Qaedah, Abdurahman Taid yang telah keluar dari Lapas Mata Merah, Banyuasin pada 2015 silam.
“Kesulitan utama di bidang ekonomi karena memang itu yang jadi masalah utama kesulitan bagi kami,” ujar Taid saat ditemui di sela pelatihan, Selasa (20/5/2025).
Setelah keluar dari lapas beberapa tahun silam, pria yang dulunya ditangkap dan diamankan di Mako Brimob Kelapa Dua itu mengaku menjalani hidup dengan mencoba menggeluti usaha kuliner, binatu hingga menjadi seorang therapist bekam
“Setelah keluar dari lapas berusaha membangkitkan ekonomi keluarga dengan mencoba berbagai macam usaha seperti usaha kuliner, laundry dan menekuni terapi bekam. Tapi kalau sekarang, kondisi pemasukan sudah sangat berkurang,” imbuhnya.
Dengan adanya pelatihan menjadi teknisi AC ini, Taid sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Dia berharap semoga kedepan ekonomi keluarganya dapat kembali membaik setelah menjadi teknisi AC.
“Alhamdulillah, keterampilan yang diberikan kepada kami ini sangat membantu kami membangkitkan ekonomi keluarga,” katanya.
Mantap napiter lain, Abu Gozi (50) yang baru bebas dari Lapas Muara Enim, pada 2021 lalu mengungkap hal serupa dengan Taid. Dia mengaku kesulitan ekonomi setelah keluar lapas.
“Iya, selepas keluar itu yang paling berat di perekonomian, sejak itu sampai sekarang saya kerja serabutan,” kata Gozi.
Pria yang bergabung dengan jaringan terorisme ISIS dari 2012-2017 itu, dulunya ditangkap polisi saat berada di Turki. Dia mengaku sejak keluar lapas belum pernah mendapatkan pelatihan seperti ini.
“Saya belum pernah ikut atau diarahkan Dinas tertentu dalam kegiatan seperti ini,” tuturnya.
Dengan adanya pelatihan ini Gozi berharap dapat mendongkrak perekonomian keluarganya dan menjadi warga negara yang lebih baik lagi.
“Sekarang kegiatan saya kan cuma serabutan, saya merasa senang bisa difasilitasi pelatihan seperti ini. , Saya juga masih terus belajar menjadi warga negara yang baik,” jelasnya.
Sebelumnya, pelatihan service air conditioner (AC) terhadap mantan narapidana teroris (Napiter) dari 4 Provinsi di Sumatera digelar di Palembang. Acara yang disponsori Astra itu digelar Densus 88 Polri menggandeng BNPT dan Kementerian Sosial (Kemensos).
Pantauan infoSumbagsel di lapangan, kegiatan itu dilaksanakan di Sentra Budi Perkasa Kemensos RI, Jalan Sosial Km 5, Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami Palembang, pada Selasa (20/5/2025).
Direktur Idensos Densus 88 AT Polri Brigjen Arif Makhfudiharto mengatakan dalam kegiatan ini setidaknya ada sekitar 40 mantan napiter yang mendapatkan pelatihan untuk menjadi teknisi AC.
“Jadi ada 40 mantan narapidana teroris yang mengikuti pelatihan ini, mereka ada yang dari Sumsel, Sumbar, Riau dan Jambi,” kata Brigjen Arif di Palembang, Selasa (20/5/2025).