Cuaca Tak Menentu Akibatkan Hasil Panen Padi di Lubuklinggau Tidak Maksimal

Posted on

Curah hujan yang tidak menentu membuat hasil panen para petani padi di Lubuklinggau, Sumatera Selatan menjadi menurun. Akibatnya, para petani harus memajukan jadwal panen mereka.

Hal inilah yang dialami salah satunya petani padi di Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Lubuklinggau, Sumatera Selatan yakni Sahlin.

Sawah seluas setengah hektare miliknya terpaksa harus memajukan jadwal panen akibat kendala cuaca hujan tidak menentu.

“Jenis padi ciherang ini usianya sudah 100 hari dan sebenarnya sudah masuk usia panen. Kendalanya ini saat musim hujan, padi ini kalau dia sudah ngisi batang padinya rubuh karena lembut batangnya, jadi harus cepat dipanen. Ini sebenarnya seminggu lagi baru panen, tapi karena sudah banyak yang rubuh jadi panennya dipercepat,” katanya saat dikonfirmasi infoSumbagsel, Sabtu (5/7/2025).

Sahlin mengatakan akibat panen dipercepat tersebut, hasil panen padi miliknya pun jadi tidak maksimal dibandingkan dengan panen sebelumnya.

“Perkirakan hasil panen kali ini sekitar 10 sampai 12 karung, jadi sekitar 1,3 ton. Turunnya lumayan karena biasanya bisa sampai 14 karung. Dipercepat ini juga pengaruh ke hasilnya, akibat rubuh tadi jadi tanaman padinya ada yang kopong, kalaupun ada isi dia merah berasnya. Turun hasil panennya,” jelasnya.

Selain hujan, Sahlin mengungkapkan sawah miliknya juga sering diserang oleh hama sehingga ia harus rajin mengecek sawah serta menyiram peptisida.

“Ya diserang hama. Biasanya padi panjang ini diserang hama wereng dan walang sangit. Cara mengatasi hama kemarin pakai peptisida dan itu harus rajin, sampai panen ini sudah dilakukan penyemprotan sebanyak 7 kali,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh petani di Kelurahan Talang Bandung, Kecamatan Lubuk Linggau Barat II, yakni Jamari. Ia mengatakan tanaman padi di sawah seluas seperempat hektare miliknya juga sempat roboh akibat cuaca hujan tidak menentu.

“Ya sempat roboh, tapi langsung cepat dipanen karena usianya sudah cukup dan hasilnya juga lumayan walaupun tidak sebanyak tahun kemarin. Perkiraannya panen ini dapat 10 karung,” katanya.

Jamari mengaku sawah miliknya juga diserang hama tikus dan walang sangit sehingga ia harus menggunakan racun yang mengakibatkan sebagian tanaman padinya menjadi gundul.

“Kalau kemarin itu banyak hama walang sangit, tikus dan belalang. Jadi antisipasinya itu ya pakai racun. Kalau dibiarin ya hasil panen kita nggak maksimal,” ujarnya.