Harga Ayam dan Cabai di Lubuklinggau Naik, Cuaca Buruk Jadi Penyebabnya

Posted on

Harga daging ayam dan cabai di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, meningkat pada bulan ini. Disperindag Lubuklinggau mengungkapkan kenaikan tersebut diakibatkan lantaran cuaca buruk serta pengurangan stok dari pusat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Lubuklinggau Medhioline Sapta Windu mengatakan kenaikan harga bahan pokok biasanya memang terjadi saat musim hujan menjelang akhir tahun.

“Kalau mulai musim hujan di Oktober sampai Desember ini memang biasanya ada kenaikan di harga barang pokok. Harga barang pokok yang biasanya naik itu cabai dan sayur-mayur,” katanya saat dikonfirmasi infoSumbagsel, Jumat (19/9/2025).

Dia mengatakan dari hasil pantauan pihaknya di Pasar Inpres, Pasar Bukit Sulap, dan Pasar Simpang Periuk, untuk harga cabai merah besar Rp 75.000/kg, cabai merah keriting Rp 60.000/kg, cabai hijau besar Rp 25.000/kg, dan cabai rawit Rp 40.000/kg.

“Cabai naik karena kondisi hujan. Kalau pantauan kami di pasar itu Rp 60.000 yang merah keriting, malah pernah tahun kemarin itu kita pantau sampai Rp 100.000 di akhir tahun. Kalau saat ini memang ada kenaikan karena kemarin itu Rp 40.000 dan sekarang sudah sampai Rp 60.000 karena cuaca hujan saat ini,” jelasnya.

Meidholine menjelaskan kenaikan tersebut karena banyak petani cabai di Curup, Bengkulu mengalami gagal panen akibat cuaca hujan ekstrem saat ini.

“Karena cuaca hujan jadi gagal panen. Jadi kalau gagal panen ini akan mempengaruhi stok barang sehingga akan terjadi kenaikan harga,” ungkapnya.

Sementara untuk harga daging ayam, ujarnya, mengalami kenaikan mencapai mencapai Rp 5.000 di setiap pasar di Lubuklinggau.

“Kalau normalnya kita kemarin Rp 35.000/kg. Sebelumnya itu sempat harganya dipasar itu Rp 38.000 sampai Rp 40.000, tapi sekarang sudah Rp 4000/kg,” ungkapnya.

Medhioline menjelaskan kenaikan harga daging ayam sendiri karena ada pengurang stok dari distributor pusat ke daerah.

“Kenaikan harga ayam ini saat kita pantau di distributor itu ada pengurangan dari distributor pusat, yang mana sebelumnya 4 ton dan saat ini cuman mendapatkan 2 ton. Jadi kenaikan harga ini disebabkan oleh pengurangan stok yang disalurkan ke daerah,” jelasnya.