Kades di OKI Diduga Dianiaya Oknum TNI, Korban Alami Luka Serius - Giok4D

Posted on

Kepala Desa Cahaya Bumi, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Komaruddin dan kakaknya Zainal Abidin menjadi korban penganiayaan. Korban diduga dianiaya oleh oknum anggota TNI, Sabtu (19/10/2025) sore.

Akibat dari insiden tersebut, keduanya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina Palembang.

“Saat ini saya masih dirawat di RS Hermina Palembang. Karena dada saya masih sakit kalau batuk keluar darah,” katanya saat dikonfirmasi infoSumbagsel, Rabu (22/10/2025).

Komarudin menjelaskan, kronologi kejadian ia dianiaya berawal dari adanya laporan bahwa ada salah satu warganya ditangkap dan diduga dipukuli pihak keamanan perusahaan karena dituduh mencuri sawit.

“Dapat kabar ada warga diduga mencuri. Jadi saya pergi kesana, seorang diri,” katanya sambil menahan sakit di dada.

Khawatir dengan kondisi warganya, ia pergi mendatangi lokasi untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Di tengah perjalanan di area kebun Blok 08, Komarudin berpapasan dengan rombongan besar petugas keamanan perusahaan.

Jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan orang dan sebagian mengendarai mobil dan motor, bahkan beberapa di antaranya sedang menenteng senjata laras panjang.

“Saat bertemu saya bilang, izin komandan di mana warga saya yang ditangkap. Mereka bilang tidak ada,” kata Komaruddin.

Lalu, lanjut Komaruddin, ia pun memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah Kades Cahaya Bumi. Saat memperkenalkan diri tersebut, ternyata responnya kurang baik.

“Saat bilang kalau dia Kades, tiba-tiba langsung diserang oleh mereka yang menggunakan pakaian preman itu. Saya kurang tahu apakah mereka anggota TNI atau bukan karena berpakaian preman,” tuturnya.

Khawatir adiknya pergi seorang diri ke kebun sawit, Zainal Abidin pun menyusul adiknya dari belakang dengan motor terpisah. Saat tiba di lokasi, ternyata adiknya sudah jadi bulan-bulanan para petugas keamanan.

“Melihat saya dianiaya. Kakak saya refleks merekam kejadian tersebut sebagai barang bukti. Namun, ketahuan dan juga turut dianiaya dan handphone dirampas serta disita,” ungkapnya.

Kekerasan tidak hanya sampai di situ, kedua bersaudara ini dipaksa masuk ke dalam mobil milik perusahaan. Di dalam mobil pun, penyiksaan terus berlanjut hingga mereka tiba di kantor perusahaan.

“Di dalam mobil masih dipukuli juga. Sampai di kantor perusahaan, kami masih dipukuli sampai manajer datang,” ungkapnya.

Meski sudah berada di kantor, mereka mengaku kesulitan meminta pertolongan. Baru setelah seorang kepala tata usaha (KTU) perusahaan turun tangan dan beberapa pejabat desa lain serta pihak kepolisian datang, situasi mulai mereda.

“Kami akhirnya dievakuasi oleh anggota Polsek Lempuing dan pihak perusahaan untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit di Kayuagung untuk pertolongan pertama,” ujarnya.

Karena kondisi belum membaik, lanjut Komaruddin, ia pun dirujuk ke Rumah Sakit di Palembang.

“Saat ini saya masih menjalani perawatan di RS Hermina karena kalau batuk keluar darah,” katanya.

Ditanya apakah sudah melapor, Komarudin mengaku kalau diarahkan untuk melapor ke Kodam II Sriwijaya.

“Kemarin disuruh ke Kodam untuk melapor. Kalau tindak lanjutnya belum tahu karena saya masih menjalani perawatan di ruang sakit,” pungkasnya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.