Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang tumbuh pada bagian ujung bawah rahim atau serviks yang terhubung langsung dengan vagina. Penyakit ini dapat menyerang semua perempuan, terutama yang sudah aktif secara seksual, tanpa batasan usia.
Pada umumnya, kanker adalah kelompok penyakit yang terjadi ketika sel-sel tubuh mengalami pertumbuhan tidak normal, berkembang secara tidak terkendali, bahkan dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau menyebar ke bagian tubuh lain dalam istilah medis hal itu dikenal dengan proses metastasis.
Berikut ini infoSumbagsel rangkum pengertian, penyebab dan cara mencegah kanker serviks.
Dilansir website RS Pondok Indah, kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak dialami oleh wanita Indonesia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 15 ribu kasus kanker serviks (leher rahim) ditemukan di Indonesia tiap tahunnya.
Kanker pada leher rahim ini biasanya baru akan menunjukkan gejala dan membuat penderitanya memeriksakan diri ke dokter ketika sudah menyebar pada bagian lain.
Awalnya pertumbuhan sel kanker pada organ reproduksi wanita ini tidak menunjukkan gejala apa pun, hingga kemunculan gejala awalnya, yang terjadi kurang lebih dalam waktu beberapa minggu hingga tahun kemudian.
Pemeriksaan kandungan secara rutin sesuai dengan arahan dokter kandungan biasa merupakan langkah awal skrining kanker serviks. Adanya hasil yang tidak normal (abnormal) maupun mencurigakan pada pemeriksaan PAP-Smear bisa menjadi salah satu tanda adanya gejala kanker serviks stadium awal. Namun, hasil tersebut tetap perlu dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan lain serta keluhan dan kondisi pasien.
Dikutip dari website Ciputra Hospital, kanker serviks adalah jenis kanker yang muncul pada leher rahim yang menghubungkan rahim dan dinding vagina. Kanker ini memiliki penyebab dan gejala yang tidak disadari sebelumnya. Penyebab paling umum kanker serviks adalah akibat infeksi virus HPV.
Kanker ini tidak hanya menyerang wanita yang berusia di atas 45 tahun, namun juga dapat terjadi pada remaja atau wanita yang aktif secara seksual pada usia di bawah 20 tahun.
Ini menjadi salah satu penyebab kanker serviks di usia muda yang sering terjadi. Tidak hanya itu saja, beberapa perilaku di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker serviks.
Memiliki aktivitas seksual dan sering berganti pasangan dapat meningkatkan risiko kanker serviks sebesar 10 kali lipat. Semakin banyak jumlah pasangan seksual akan semakin besar pula Anda terkena HPV.
Ini termasuk juga pada wanita yang melakukan aktivitas seksual dengan pria yang sering berganti pasangan. Akibatnya adalah memicu kondiloma akuminata atau kutil kelamin. Fakta mengungkapkan bahwa sebagian besar wanita dan pria yang aktif berhubungan seksual, maka dalam hidupnya mungkin beberapa kali mengalami infeksi HPV.
Penggunaan pil KB dalam waktu terlalu lama menyebabkan kanker serviks dengan risiko dua kali lipat lebih besar. Pil KB memiliki manfaat bagi Anda yang ingin menunda kehamilan dan melancarkan menstruasi agar lebih teratur.
Sebab itu, mengonsumsi pil KB perlu pengawasan dan konsultasi dokter untuk mengurangi risiko wanita terkena kanker serviks. Hal ini juga penting untuk mengurangi efek samping yang terjadi.
Salah satu penyebab kanker serviks adalah adanya riwayat kehamilan. Ini terjadi pada seseorang yang hamil di usia muda yang berumur di bawah 17 tahun. Risiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia 25 tahun ke atas.
Wanita yang sudah lebih dari tiga kali hamil juga memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks. Hal ini terjadi karena sistem hormon dan kekebalan tubuh yang mulai melemah.
Kebiasaan yang bisa memicu kanker serviks, salah satunya adalah merokok. Ketika infeksi HPV menyerang orang yang merokok, infeksi ini cenderung bertahan lebih lama dan sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh virus HPV.
Orang yang tidak merokok (perokok pasif) juga memiliki risiko terkena kanker serviks. Ini disebabkan oleh asap rokok yang dihirup atau terkena paparan secara langsung.
Pola hidup tidak sehat seperti merokok, sering mengonsumsi gorengan, dan kecanduan alkohol dapat meningkatkan risiko infeksi HPV. Kebiasaan yang memicu kanker serviks ini bisa dicegah dengan menjaga gaya hidup sehat. Ada yang perlu menghindari makanan penyebab kanker serviks, misalnya daging olahan (sosis, kornet), makanan bertepung, alkohol, dan makanan cepat saji.
Faktor penyebab kanker serviks lainnya adalah adanya faktor genetik. Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga dekat Anda mengidap kanker serviks, maka kemungkinannya Anda dapat berisiko hingga 2-3 kali lipat lebih besar.
Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu mencegah infeksi HPV sehingga diturunkan kepada generasi berikutnya.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi HPV. Pada kondisi ini infeksi HPV cenderung menetap dalam tubuh dan berkembang menjadi sel-sel kanker.
Jika dibandingkan dengan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal, maka peluang risiko terkena kanker serviks sekitar dua sampai tiga kali lipat. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga sistem imun tubuh agar tetap sehat dengan menjalani pola hidup sehat.
Jika sedang hamil dan mengonsumsi obat diethylstilbestrol untuk mencegah potensi keguguran, maka berisiko terkena infeksi HPV. Hal ini berkaitan dengan jenis kanker serviks bernama adnenokarsinoma sel jernih.
Sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu, ibu hamil sebaiknya berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan saat kehamilan.
Skrining kanker serviks sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Sebab, rendahnya hasil pemeriksaan prakanker dan menyebabkan meningkatkan risiko kanker lebih tinggi.
Sebagian besar yang terinfeksi pada akhirnya akan sembuh secara spontan dan tidak menimbulkan gejala. Namun, infeksi yang terjadi secara terus-menerus bisa berkembang menjadi sel-sel kanker serviks pada rahim wanita.
Sementara itu, dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, sekitar 85% orang dewasa yang aktif secara seksual berisiko terinfeksi HPV setidaknya sekali seumur hidup.
Namun, tidak semua jenis HPV berbahaya. Hanya tipe berisiko tinggi yang dapat bertahan dalam tubuh dan memicu kanker jika tidak terdeteksi sejak dini.
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak terasa atau tidak disadari. Karena itu, langkah pencegahan dan pemeriksaan yang rutin menjadi sangat penting. Infeksi HPV kerap tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga seseorang dapat terinfeksi tanpa menyadarinya.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Volume 3 Nomor 4 Tahun 2025 oleh Asrina dan kawan-kawan, disebutkan bahwa penyebab kanker pada umumnya sering belum diketahui secara pasti. Namun khusus pada kanker serviks, telah memiliki kejelasan mengenai faktor penyebab atau etiologinya.
Diketahui bahwa infeksi HPV merupakan penyebab utama kanker serviks. Virus ini menular melalui hubungan seksual dan berperan besar dalam memicu pertumbuhan sel-sel abnormal pada leher rahim.
Dilansir dari website RS Pondok Indah, meski sulit dikenali karena umumnya tidak menyebabkan keluhan, gejala awal kanker serviks tetap bisa Anda kenali sebagai berikut ini:
Keputihan memang merupakan salah satu upaya pertahanan tubuh dalam mencegah terjadinya infeksi pada organ intim wanita. Dengan keputihan, organ kewanitaan akan tetap lembab sehingga tidak mudah terluka dan terinfeksi berbagai infeksi.
Selain itu, keputihan akan membantu membilas atau menghilangkan kuman maupun benda asing yang berisiko menyebabkan gangguan pada organ kewanitaan.
Ketika mengalami kanker serviks, tubuh akan berusaha mengeluarkan pertumbuhan leher rahim yang tidak normal. Sehingga akan muncul keputihan yang lebih banyak, dengan konsistensi yang lebih cari, dan berwarna coklat atau bercampur dengan darah, serta berbau busuk.
Biasanya keputihan tidak normal ini muncul di antara kedua periode keluarnya darah menstruasi maupun setelah menopause.
Adanya gesekan saat berhubungan seksual bisa saja memicu terjadinya pendarahan vagina setelahnya, terutama bila vagina tidak cukup terlumasi maupun pada kondisi tertentu.
Perdarahan vagina setelah berhubungan intim yang menjadi gejala awal kanker serviks terjadi karena sel-sel pada leher rahim lebih rapuh, sehingga lebih mudah berdarah meski hanya karena gesekan yang ringan.
Masih berkaitan dengan gejala kanker serviks awal yang sebelumnya, nyeri atau tidak nyaman ketika berhubungan seksual bisa saja terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh sel-sel pada organ intim wanita yang lebih rapuh terkait dengan pertumbuhan sel kanker.
Adanya pertumbuhan sel leher rahim yang tidak normal akan menyebabkan nyeri pada panggul. Keluhan ini biasa akan dirasakan sebagai nyeri tumpul yang terjadi secara terus-menerus dan akan makin parah seiring dengan bertambahnya ukuran kanker serviks.
Selain nyeri panggul, Anda juga bisa merasakan nyeri punggung bawah sebagai gejala awal kanker serviks.
Lama keluarnya darah menstruasi biasa berlangsung antara 2-7 hari. Memanjangnya masa perdarahan menstruasi, atau perdarahan menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari, bisa jadi merupakan salah satu gejala awal kanker serviks.
Selain itu, terjadinya perdarahan maupun di luar periode menstruasi, atau terjadi diantara periode menstruasi, juga bisa mengindikasikan adanya keganasan pada organ reproduksi wanita ini.
Peningkatan jumlah perdarahan menstruasi yang lebih dari biasanya, bisa saja terjadi sesekali. Namun, peningkatan jumlah perdarahan menstruasi yang berlangsung selama 3 siklus haid berturut-turut, atau yang mengharuskan Anda mengganti pembalut lebih dari 6 kali dalam sehari (dengan kondisi pembalut penuh darah), merupakan kondisi yang perlu diwaspadai sebagai gejala awal kanker serviks.
Normalnya wanita yang sudah menopause tidak lagi mengalami perdarahan vagina, dan ini merupakan kondisi yang wajar. Namun, Anda perlu mewaspadai adanya perdarahan vagina yang kembali dialami oleh wanita menopause, karena kondisi ini bisa menjadi salah satu gejala awal kanker serviks.
Melakukan deteksi dini merupakan langkah utama dalam menurunkan risiko kanker serviks. Pemeriksaan secara berkala memungkinkan lesi prakanker teridentifikasi lebih awal sehingga penanganan medis dapat segera dilakukan.
Selain itu, konsumsi buah dan sayuran kaya antioksidan dapat membantu menghambat perkembangan kanker. Beberapa sumber yang dianjurkan antara lain yaitu alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, dan tomat.
Vitamin E banyak ditemukan pada minyak nabati seperti minyak kedelai, jagung, serta biji-bijian dan kacang-kacangan. Sementara vitamin C melimpah pada berbagai sayuran dan buah-buahan segar.
Nah infoers, itulah ulasan tentang gejala hingga pencegahan kanker serviks. Sampai jumpa pada ulasan kesehatan lainnya ya!
Artikel ini ditulis oleh Aldekum Fatih Rajih, peserta magang Prima PTKI Kementerian Agama RI.
Pengertian Kanker Serviks
Penyebab Kanker Serviks
1. Sering Berganti Pasangan Seksual
2. Mengonsumsi Pil KB Cukup Lama
3. Memiliki Riwayat Kehamilan
4. Suka Merokok
5. Pola Makan yang Buruk
6. Adanya faktor genetik
7. Lemahnya Sistem Kekebalan Tubuh
8. Mengonsumsi Obat Anti Keguguran
9. Kegemukan atau Obesitas
Gejala Kanker Serviks
1. Keputihan yang tidak normal
2. Perdarahan vagina setelah berhubungan seksual
3. Nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual
4. Nyeri panggul
5. Perubahan periode menstruasi
6. Perdarahan vagina pada wanita yang telah mengalami menopause
Upaya Pencegahan Kanker Serviks
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak terasa atau tidak disadari. Karena itu, langkah pencegahan dan pemeriksaan yang rutin menjadi sangat penting. Infeksi HPV kerap tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga seseorang dapat terinfeksi tanpa menyadarinya.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Volume 3 Nomor 4 Tahun 2025 oleh Asrina dan kawan-kawan, disebutkan bahwa penyebab kanker pada umumnya sering belum diketahui secara pasti. Namun khusus pada kanker serviks, telah memiliki kejelasan mengenai faktor penyebab atau etiologinya.
Diketahui bahwa infeksi HPV merupakan penyebab utama kanker serviks. Virus ini menular melalui hubungan seksual dan berperan besar dalam memicu pertumbuhan sel-sel abnormal pada leher rahim.
Dilansir dari website RS Pondok Indah, meski sulit dikenali karena umumnya tidak menyebabkan keluhan, gejala awal kanker serviks tetap bisa Anda kenali sebagai berikut ini:
Keputihan memang merupakan salah satu upaya pertahanan tubuh dalam mencegah terjadinya infeksi pada organ intim wanita. Dengan keputihan, organ kewanitaan akan tetap lembab sehingga tidak mudah terluka dan terinfeksi berbagai infeksi.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Selain itu, keputihan akan membantu membilas atau menghilangkan kuman maupun benda asing yang berisiko menyebabkan gangguan pada organ kewanitaan.
Ketika mengalami kanker serviks, tubuh akan berusaha mengeluarkan pertumbuhan leher rahim yang tidak normal. Sehingga akan muncul keputihan yang lebih banyak, dengan konsistensi yang lebih cari, dan berwarna coklat atau bercampur dengan darah, serta berbau busuk.
Biasanya keputihan tidak normal ini muncul di antara kedua periode keluarnya darah menstruasi maupun setelah menopause.
Adanya gesekan saat berhubungan seksual bisa saja memicu terjadinya pendarahan vagina setelahnya, terutama bila vagina tidak cukup terlumasi maupun pada kondisi tertentu.
Perdarahan vagina setelah berhubungan intim yang menjadi gejala awal kanker serviks terjadi karena sel-sel pada leher rahim lebih rapuh, sehingga lebih mudah berdarah meski hanya karena gesekan yang ringan.
Masih berkaitan dengan gejala kanker serviks awal yang sebelumnya, nyeri atau tidak nyaman ketika berhubungan seksual bisa saja terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh sel-sel pada organ intim wanita yang lebih rapuh terkait dengan pertumbuhan sel kanker.
Adanya pertumbuhan sel leher rahim yang tidak normal akan menyebabkan nyeri pada panggul. Keluhan ini biasa akan dirasakan sebagai nyeri tumpul yang terjadi secara terus-menerus dan akan makin parah seiring dengan bertambahnya ukuran kanker serviks.
Selain nyeri panggul, Anda juga bisa merasakan nyeri punggung bawah sebagai gejala awal kanker serviks.
Lama keluarnya darah menstruasi biasa berlangsung antara 2-7 hari. Memanjangnya masa perdarahan menstruasi, atau perdarahan menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari, bisa jadi merupakan salah satu gejala awal kanker serviks.
Selain itu, terjadinya perdarahan maupun di luar periode menstruasi, atau terjadi diantara periode menstruasi, juga bisa mengindikasikan adanya keganasan pada organ reproduksi wanita ini.
Peningkatan jumlah perdarahan menstruasi yang lebih dari biasanya, bisa saja terjadi sesekali. Namun, peningkatan jumlah perdarahan menstruasi yang berlangsung selama 3 siklus haid berturut-turut, atau yang mengharuskan Anda mengganti pembalut lebih dari 6 kali dalam sehari (dengan kondisi pembalut penuh darah), merupakan kondisi yang perlu diwaspadai sebagai gejala awal kanker serviks.
Normalnya wanita yang sudah menopause tidak lagi mengalami perdarahan vagina, dan ini merupakan kondisi yang wajar. Namun, Anda perlu mewaspadai adanya perdarahan vagina yang kembali dialami oleh wanita menopause, karena kondisi ini bisa menjadi salah satu gejala awal kanker serviks.
Melakukan deteksi dini merupakan langkah utama dalam menurunkan risiko kanker serviks. Pemeriksaan secara berkala memungkinkan lesi prakanker teridentifikasi lebih awal sehingga penanganan medis dapat segera dilakukan.
Selain itu, konsumsi buah dan sayuran kaya antioksidan dapat membantu menghambat perkembangan kanker. Beberapa sumber yang dianjurkan antara lain yaitu alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, dan tomat.
Vitamin E banyak ditemukan pada minyak nabati seperti minyak kedelai, jagung, serta biji-bijian dan kacang-kacangan. Sementara vitamin C melimpah pada berbagai sayuran dan buah-buahan segar.
Nah infoers, itulah ulasan tentang gejala hingga pencegahan kanker serviks. Sampai jumpa pada ulasan kesehatan lainnya ya!
Artikel ini ditulis oleh Aldekum Fatih Rajih, peserta magang Prima PTKI Kementerian Agama RI.
