Kronologi Tongkang Menabrak Rumah dan Perahu di Palembang

Posted on

Tongkang menabrak enam rumah dan lima perahu hingga rusak parah di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Lantas bagaimana kronologi kejadiannya?

Peristiwa itu terjadi di Sungai Musi, tepatnya Perairan Labuh, Kecamatan Gandus, Palembang, Sabtu (3/5/2025) sekitar pukul 00.10 WIB.

Kanit Gakkum Polair Polrestabes Palembang AKP Kamil Al Rasyid menceritakan, kejadian itu terjadi akibat hujan deras dan angin kencang.

“Malam Sabtu kemarin terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Selain itu, jarak pandang juga terbatas,” ungkap Kanit Gakkum Polair Polrestabes Palembang AKP Kamil Al Rasyid saat dikonfirmasi infoSumbagsel, Minggu (4/5/2025).

Akibat cuaca itu, kapal tongkang BG Marine Power 3060 yang sedang berlabuh jangkar terseret angin ke arah permukiman. Tongkang tersebut pun menabrak bangunan dan perahu warga tanpa sempat dicegah.

“Kapal tongkang pun terseret angin ke arah permukiman warga. Kemudian, kapal Marina 2220 langsung menyalakan mesin untuk mendorong tongkang tersebut kembali ke tengah,” jelasnya.

Dia menambahkan, situasi di radio komunikasi seketika menjadi sangat sibuk. Hal itu karena semua kapal yang berlabuh di area tersebut juga larat atau terseret.

“Situasi sangat crowded di radio (komunikasi) dikarenakan semua kapal berlabuh di area Labuh Gandus mengalami hal yang sama, yaitu tongkangnya larat (terseret). Sehingga kami kesulitan berkomunikasi dengan crew yang berada di tongkang,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah tongkang menabrak rumah-rumah di bantaran Perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) hingga rusak berat. Salah satu korban, Saidi, menceritakan info-info peristiwa tersebut.

Saidi bercerita, tongkang tanpa muatan tersebut awalnya sedang dalam keadaan parkir. Namun gelombang tinggi akibat hujan petir yang telah mengguyur sejak pukul 23.30 WIB diduga menjadi penyebab tongkang tersebut hanyut ke arah rumahnya.

“Tongkang itu datang ke arah rumah. Lalu menabrak rumah yang ada di sekitar sini (termasuk rumahnya),” jelasnya.

“Kami kaget, langsung menyelamatkan anak-anak. Langsung berhamburan keluar rumah. Saat itu hujan deras, mati listrik pula,” ujarnya.

Saidi mengatakan, rumahnya hancur berat akibat peristiwa tersebut. Posisinya pun kini miring dan sulit untuk direnovasi kembali.

“Kerusakan rumah kami, posisinya jadi miring. Sudah tidak bisa direnovasi, harus dibongkar habis. Dari pihak perusahaan sudah janji mau ganti rugi,” ungkapnya.