Tingkatkan Jejaring Industri Kreatif, Kreativesia Film-Kuliner Masuk Babak Final

Posted on

Hari kedua Kreativesia 2025 di Palembang, Sumatera Selatan, semakin semarak dengan berbagai lomba yang terselenggara. Kegiatan ini jadi magnet bagi peserta dan pengunjung karena menampilkan kreativitas, pengetahuan, dan kekayaan budaya yang dikemas modern.

Selain itu juga menjadi upaya meningkatkan jejaring dan kerja sama industri kreatif dari seluruh sektor. Puluhan peserta dari berbagai daerah tampil percaya diri menunjukkan potensi dan inovasi terbaik mereka yang diangkat menjadi produk unggulan kreatif. Salah satu yang memasuki final adalah lomba film kreatif dan kuliner.

Asisten Deputi Bina Kepemudaan Badan Usaha dan Swasta Kemenpora Muhamad Adsan mengatakan bahwa kegiatan tahunan ini bukan sekadar lomba, tetapi wadah pembentukan karakter dan ajang pencarian sosok muda yang mampu menginspirasi perubahan.

“Penilaian lomba film kreatif dan kuliner ini adalah ruang nyata bagi anak muda Indonesia untuk menunjukkan kreativitas yang bernilai, berdaya saing, dan berdampak sosial. Dari sini kita ingin lahir pemuda-pemudi yang berani tampil, berjiwa kepemimpinan, dan mampu membawa gagasan baru bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sektor kuliner merupakan salah satu pendorong utama ekonomi kreatif yang paling inklusif dan dekat dengan kehidupan masyarakat.

“Kreativitas kuliner mencerminkan identitas daerah dan karakter bangsa. Kami ingin generasi muda melihat bahwa dari dapur pun bisa lahir inovasi, peluang ekonomi, bahkan diplomasi budaya,” tambahnya.

Juri pada kompetisi ini adalah chef profesional Ari Wibowo, Nurul Annisa Safitri (Finalis MasterChef Indonesia Season 10), dan Sari Nurmayani (CEO PT Agritama Sinergi Inovasi). Penilaian meliputi teknik memasak, cita rasa, penyajian, serta narasi sejarah dari setiap hidangan yang disajikan.

Inovasi juga terlihat dari cara peserta mengolah bahan lokal. Salah satu tim, misalnya, menerapkan teknik deconstruction pada torpedo kambing, menghasilkan beberapa komponen berbeda yang tetap berpadu harmonis dalam satu sajian.

“Resep-resep lama, misalnya dari masa kejayaan Sriwijaya, dielevasi menjadi hidangan fusion yang modern namun tetap kaya makna,” ujar Nurul Annisa.

Sementara pada lomba fashion, salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Asep Rohman. Dia adalah textile artist asal Bandung. Dia aktif mengampanyekan pelestarian wastra Indonesia.

Melalui brand Boolao Studio dan Smata Creative, Asep membawa misi mempopulerkan kain tradisional dalam gaya hidup modern serta membuka akses ekspor bagi perajin lokal.

Asep yang pernah tampil di New York Fashion Week dan Tokyo Gift Show mengaku ajang ini akan memberi ruang pelaku kreatif daerah untuk terus belajar dan berkembang.

“Saya datang ke Palembang bukan hanya untuk berkompetisi, tapi untuk berbagi dan belajar dari teman-teman kreatif seluruh Indonesia. Di sini, kita tidak hanya bicara karya, tapi juga dampak sosial dan kolaborasi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti Kreativesia memberi kesempatan bagi pelaku muda untuk berjejaring dengan pemerintah, pelaku industri, dan sesama kreator, sehingga ide-ide baru dapat terus tumbuh.

“Ruang seperti ini penting, karena di sinilah lahir koneksi yang membangun. Saya percaya kolaborasi lintas daerah akan membawa kreativitas Indonesia ke tingkat global,” tukasnya.